About

Friday, 1 May 2015

dakwah dan khotbah

  1.      . Jelaskan perbedaan antara tablegh, khotbah dan dakwah !
  2. pada hakikatnya dakwah harus berpegang pada 3 prinsip, bilhikmah, mauidhah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan. Jelaskan maksud 3 prinsip tersebut sesuai QS. An Nahl 125 !
  3. Siapakah yang berkewajiban untuk bedakwah ?
  4. Jelaskan macam-macam dakwah di bawah ini :
  • Dakwah bil hal
  • Dakwah bil lisan
  •   Dakwah bil qolbu. Beri contoh masin-masing !
JAWABAN
1.      
·         Khotbah adalah berpidato pada rangkaian shalat Jumat yang berisi menyampaikan pesan tentang bertakwa kepada Allah SWT. Dengan syarat-syarat tertentu.
·         Tablig Menurut  bahasa Arab tablig berarti menyampaikan. Menurut istilah arinya menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. sebagai ajaran agama agar manusoa beriman kepadanya. Orang yang memiliki keahlian bertablig disebut muballig. Berikut adalah salah satu hadist yang membahas tentang tablig :
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat”(HR Bukhari)
·      Dakwah dalam bahasa Arab berarti mngajak atau menyeru. Menurut istilah dakwah merupakan  mengajak manusia untuk mengikuti kebenaran berdasarkan Al Quran dan hadist sebagai sumber ajaran Islam agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Berikut adalah salah satu hadist yang membahas dakwa :
“Barang siapa yang mengajak orang ke jalan baik, maka akan mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya.” (HR Muslim)


2.      
·       Berdakwah dengan Hikmah (bil hikmah).

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.


·       Berdakwah dengan al-Mau’idzah al-hasana ( pelajaran yang baik )

       Dalam tafsir Al-Baghawi dijelaskan bahwa  berdakwah dengan al-mau’idzah al-hasanah adalah mengajak manusia dengan memberikan motivasi dan juga penakutan atas perbuatan buruk yang dilakuakan. Selain itu diartikan pula bahwa maksud dari al-mau’idzah al-hasanah adalah ucapan yang lembut yang tidak mengandung kekerasan.
       Dalam kitab zad al-Masir fi ‘ilmi al-Tafsir milik Jamal al-Din ‘Abdu al-Rahman al-Jauzi disebutkan bahwa makna dari al-mau’idzah al-hasanah ada dua yang pertama adalah pelajaran dari Al-Qur’an berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas dan yang kedua adalah adab yang baik yang telah ma’ruf.
                   Dari pengertian di atas maka al-mau’idzah al-hasanah mengandung beberapa hal berikut :
a.    Nasihat ataupun petuah
b.    Bimbingan dan pengajaran
c.    Kisah – kisah
d.   Kabar gembira dan peringatan
e.    Wasiat ( pesan – pesan positif )

Dari kandungan – kandungan di atas maka al-mau’idzah al-hasanah akan mengandung arti kata – kata yang masuk ke dalam hati dengan penuh kasih saying dank e dalam perasaan dengan penuh kelembutan di mana hal itu lebih dapat memberikan dampak pada orang yang didakwahi.

·      Berdakwah dengan melakukan bantahan dengan cara yang baik(mujadalah billati hiya ahsan).

                   Dalam pengerian bahasa kata mujadalah diambil dari kata jadala yang berarti memintal, ataupun melilit. Kemudian kata tersebut diikutkan pasda wazan faa’ala menjadi kata jaadala yang berarti berdebat atau berbantahan dengan.
                   Secara istilah kata mujaadalah memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Menurut Sayyid Muhammad Thanthawi mujadalah berarti upaya untuk mengalahkan pendapat  lawan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.
b.      Menurut tafsir Al-Nasafi kata tersebut berarti berbantahan dengan jalan sebaik – baiknya antara lain denga perkataan yang lunak, lemah lembut, tidak dengan perkataan yang kasar atau dengan mempergunakan suatu perkataan yang bisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa dan menerangi akal pikiran.

Begitulah tiga prinsip dakwah yang telah disebutkan dalam surah An-nahl ayat 125. Setelah hal tersebut Allah menutup dengan firman-Nya :

Ø¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َÙ†ْ ضَÙ„َّ عَÙ†ْ سَبِيلِÙ‡ِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِالْÙ…ُÙ‡ْتَدِينَ

“Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

3.     Setiap muslim. Dakwah bukanlah monopoli para kiyai, para ustadz, dan para muballigh saja. Rasulullah saw bersabda, “Ballighuu ‘anni walau aayah (Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat).” Ini artinya apapun kebenaran yang sudah kita ketahui hendaknya kita sampaikan dan kita dakwahkan kepada orang lain. Jika kita sudah tahu alif, kita sampaikan alif itu kepada orang lain. Jika kita sudah tahu alif, ba’ dan ta’ maka kita sampaikan alif, ba’ dan ta’ itu kepada orang lain. Yang tidak mungkin dan tidak boleh kita lakukan adalah mendakwahkan alif, ba’ dan ta’ padahal kita baru mengetahui alif saja.
Berdakwah tidaklah harus menunggu diri kita sempurna, karena tidak mungkin ada manusia yang sempurna. Disamping itu, berdakwah pada dasarnya juga membina diri kita sendiri. Ketika kita berdakwah, pada saat yang sama kita juga menasehati diri kita sendiri. Dengan demikian, dengan berdakwah kita justru akan semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas diri.


4.       
·         Dakwah bil al-Hal
 adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
Contoh :  setiap ada orang yang bangun rumah ,mereka saling bergotong royong, dll.

·         Dakwah bil lisan
adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah.
Contoh : khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

·         DAKWAH BIL QOLBI
Hal ketiga yang tidak kalah pentingnya bagi seorang dai adalah senantiasa berdoa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain agar di berikan kemudahan dalam berdakwa dan bagi orang lain semoga senantiasa di berikan keteguhan dan petunjuk ke jalan yang lurus, dan untuk selanjutnya meninggalkan kemaksiatan dan bertaubat.
Contoh: Seorang penguasa yg berbuat aniaya pada  bawahannya .


Pengertian Iman Kepada Kitab Kitab Allah

Pengertian Iman Kepada Kitab Kitab Allah

Iman secara bahasa berarti percaya. Iman menurut istilah berarti percaya. Iman menurut istilah berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diungkapkan dengan lesan, dan diamalkan dengan perbuatan. Kitab Allah merupakan kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para rasul dan nabi sebagai pedoman dalam menjalani tugas hidup di dunia. Jadi, veriman kepada kitab-kitab Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berfungsi sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia. Dalam menjalani kehidupan di dunia, agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Ada empat kitab Allah yang wajib di imani yaitu :
  • Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa a.s sebagai pedoman Bani Israil.
  • Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud a.s
  • Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s
  • Al Qur'am, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun Iman yang ketiga. Seseorang belum dikatakan beriman apabia ia belum meyakini dan mempercayai dan mempercayai sepenuhnya kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.

Kitab - Kitab Allah
Allah menurunkan kitab kepada rasul dan nabi-Nya. Ada empat kitab Allah swt yang wajib kita imani dan ketahui nama-namanya yaitu : Taurat, Zabur, Injil, Al Qur'an. Kita wajib mengimani seluruh kitab tersebut.

1. Kitab Taurat

Diturunkan kepada nabi Musa sebagai pedoman bagi bani Israil, isinya mengenai ketauhidan,  hak dan kewajiban hamba Allah, aslinya Taurat berbahasa Ibraniatau Suriani. 

"Dan kami berikan kepada Musa, kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan berfirman), "Janganlah kamu mengambil perlindungan selain Aku" (Q.S Al Isra, 17:2)
2. Kitab Zabur 

Diturunkan kepada nabi Dawud sebagai pedoman Bani Israil, aslinya berbahasa Qibthi, isinya tentang puji-pujian kepada Allah, doa doa, dzikir, serta tausiah dan kata hikmah.
"Dan sesungguhnya telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami telah berikan Zabur kepada Dawud" (QS. Al Isra', 17:55)

3. Kitab Injil
Diturunkan kepada nabi Isa sebagai pedoman bagi bani Israil, aslinya berbahasa Aramik atau Suriani, perintah kembali kepada ajaran tauhid yang benar, akhlak mulia, cara-cara membersihkan dosa, larangan bertaklid, membenarkan dan menyempurnakan kitab yang sebelumnya serta membimbing agar tidak rakus.
"Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi bani Israil) dengan Isa putera Maryam , membenarkan kitab sebelumnya yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan Kitab sebelumnya yaitu Taurat dan menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa" (QS. Al Maidah 5:46)
4. Kitab Al Qur'an 

Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, berbahasa Arab isinya secara global tentang keimanan dan ketauhidan, Islam dan Ihsan serta kemaasyarakatan, bermacam-macam hukum, disamping meluruskan (koreksi) terhadap kitab-kitab yang sebelumnya juga menyempurnakannya. Al Qur'an diturunkan untuk seluruh bangsa di dunia, berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang dikhususkan bagi kaum rasul yang menerimanya.

Al Qur'an merupakan mu'jizat terbesar di dunia, kandungannya tidak lekang dimakan waktu, menjawab persoalan zaman, menjadi obat (sifa) bahkan dapat menghidupkan/membangkitkan jiwa yang telah mati.

Al Qur'an merupakan wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. ayat-ayatnya diturunkan secara berangsur-angsur agar mudah dihafal dan dipahami, masa turunnya selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Al Qur'an terdiri dari 30 Juz 114 Surat, 6666 Ayat.




Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah berikut. Artinya : “ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami yang memeliharanya.” (Al Hijr : 9) lihat al-Qur’an online di Goole,

A. Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan
  1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
  2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) lihat al-Qur’an online di Goole,
Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .
Artinya : “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa” (Al A’la : 19) lihat al-Qur’an online di Goole,
Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut.
Artinya : “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136) lihat al-Qur’an online di Goole
,
B. Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah
1. Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.
2. Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan
kepada kita
3. Memahami isi kandungannya.
4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
Umat manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.
Upaya memahami isi kandungan Al Qur’an, ada beberapa tahapan yang perlu kita jalani antara lain sebagai berikut.
  1. Tahap pertama, kita harus mengetahui dan memahami filosofi Islam sebagai agama yang mendapat ridha Allah SWT.
  2. Tahap kedua, kita harus mengetahui tata krama membaca Al Qur’an.
  3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak sekali surah atau ayat yang mengandung perumpamaan atau berupa perumpamaan.
  4. Tahap keempat, kita harus mempergunakan akal ketika mempelajari dan memahami Al Qur’an.
  5. Tahap kelima, kita harus mengetahui bahwa didalam Al Qur’an banyak sekali surah atau ayat yang mengandung hikmah atau tidak bisa langsung diartikan, akan tetapi memiliki arti tersirat.
  6. Tahap keenam, kita harus mengetahui bahwa Al Qur’an tidak diturunkan untuk menyusahkan manusia dan harus mendahulukan surah atau ayat yang lebih mudah dan tegas maksudnya untuk segera dilaksanakan.
  7. Tahap ketujuh, kita harus mengetahui bahwa ayat-ayat didalam Al Qur’an terbagi dua macam (QS Ali Imran : 7) yaitu pertama, ayat-ayat muhkamat yakni ayat-ayat yang tegas, jelas maksudnya dan mudah dimengerti. Ayat-ayat muhkamat adalah pokok-pokok isi Al Qur’an yang harus dilaksanakan oleh manusia dan dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupannya. Kedua, ayat-ayat yang mutasyabihat adalah ayat-ayat yang sulit dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui makna dan maksudnya.
  8. Tahap kedelapan, kita harus menjalankan isi kandungan Al Qur’an sesuai dengan keadaan dan kesanggupannya masing-masing (QS 12 : 22, 4 : 36, 65 : 7, 2 : 215, 3 : 92, 2 : 269).
B. Hikmah Iman Kepada Kitab Allah
Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada umat manusia yang diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :
Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
2.      Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.
Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,
3.      Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,
Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole,
4.      Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat QS Al Maidah : 48,
Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,
5.      Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67
Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole,
6 Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152
7. Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.
8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)

Manusia ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di akhirat harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Qur’an (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan At Takwir : 27).